BAB 2
PASAR FINANSIAL DAN TEORI SUKU
BUNGA
1.
Jenis sekuritas finansial
ada banyak cara mengkategorikan sekuritas atau
aktiva finansial, antara lain seperti yang disajikan diagram berikut ini:
1.1. Sekuritas Pasar Uang (Money Market
Securities)
Sekuritas Pasar
Uang terdiri atas instrument hutang jangka pendek yang dijual oleh pemerintah,
institusi keuangan dan perusahaan. Karakteristik penting sekuritas ini adalah
usianya yang satu tahun atau kurang. Contoh: Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Commercial Paper, JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate), deposito.
·
SBI adalah surat
hutang Bank Indonesia yang berjangka kurang dari setahun.
·
Commercial Paper
adalah surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan atau
lembaga-lembaga keuangan.
·
JIBOR adalah
suku bunga pinjaman antar bank-bank di Jakarta.
1.2. Sekuritas Pasar Modal (Capital market
Securities)
Sekuritas Pasar
Modal (capital market securities) terdiri atas instrument dengan usia lebih
dari satu tahun hingga tak terhingga (tanpa waktu jatuh tempo). Terbagi atas
(1) sekuritas yang memberikan penghasilan tetap, misalnya obligasi dengan bunga
tetap, serta (2) sekuritas yang menawarkan partisipasi kepemilikan, misalnya
saham biasa. Saham preferen merupakan instrument yang memiliki sifat gabungan
dari kedua jenis tersebut.
·
Sekuritas
Penghasilan tetap yang popular adalah obligasi (bond). Obligasi adalah surat
tanda hutang yang diterbitkan oleh suatu korporasi, lembaga keuangan atau
pemerintah.
·
Pemerintah
Indonesia saat ini tidak menerbitkan obligasi, tidak seperti halnya pemerintah
AS dimana obligasi pemerintah federal yaitu Treasury-Bills (T-Bills), Treasury
Notes (T-Notes) dan Treasury Bonds (T-Bonds) menjadi instrumen pasar finansial
yang berperan penting.
·
Obligasi yang
diterbitkan oleh suatu korporasi atau perusahaan memiliki spesifikasi yang
mirip dengan obligasi pemerintah. Beda utamanya adalah pada tingkat resikonya.
Pembeli obligasi menanggung setidaknya 3 macam risiko, misalnya: (1) risiko
bunga dan nilai nominal tidak berbayar (default rate disk), (2) risiko obligasi
sulit dijual kembali (liquidity disk), (3) risiko harga pasar obligasi turun karena
kenaikan suku bunga pasar (interest rate disk).
·
Saham biasa
adalah sekuritas kepemilikan yang paling popular. Saham biasa biasa mewakilik
klaim kepemilikan pada penghasilan dan akriva yang dimiliki perusahaan.
·
Saham preferen
(preferred stock) merupakan “blasteran” antara saham biasa dan obligasi. Ia
memiliki sifat saham, misalnya tidak ada waktu jatuh tempo (namun ada beberapa
saham preferen yang dapat di-call) dan memberikan dividen. Ia juga memiliki
sifat obligasi, yaitu dividen yang diberikan bersifat tetap (merupakan
persentase dari nilai nominalnya).
·
Jika kita
melihat suatu laporan rugi-laba (income statement), pemegang obligasi akan
menerima terlebih dahulu hak-nya, setelah itu baru pemegang saham preferen
(dividen saham preferen dibayar dari laba bersih setelah pajak), kemudian
disusul oleh pemegang saham biasa.
1.3. Sekuritas Turunan (Derivative Sekuritas)
Sekuritas
turunan adalah sekuritas yang nilainya dikaitkan dengan aktiva atau sekuritas
lainnya (sekuritas utama seperti obligasi dan saham). Sekuritas turunan yang
banyak diperjual belikan adalah (1) option, dan (2) futures. Tujuan utama
diciptakannya sekuritas turunan adalah untuk melakukan hedging (pengurangan
risiko). Namun pada perkembangan lebih lanjut, sekuritas ini justru banyak
digunakan sebagai alat spekulasi.
·
Option adalah
suatu kontrak antara dua pihak, pihak penjual option (option writer) dan pihak
pembeli option (option holder) untuk melakukan transaksi jual atau beli suatu
aktiva tertentu pada harga dan tanggal penyerahan yang terlah disepakati. Ada dua
macam kontrak option : (1) call option, dan (2) put option.
·
Sekuritas
perusahaan yang memiliki sifat seperti call option adalah warrant. Warrant
adalah suatu sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
saham perusahaan penerbit warrant tersebut pada harga yang telah disepakati
pada waktu atau selama periode waktu yang telah ditentukan.
·
Futures adalah
suatu kontrak antara dua pihak untuk melakukan transaksi (penjualan atau
pembelian) terhadap suatu aktiva di masa mendatang dimana harga telah
disepakati hari ini.
·
Perbedaan utama
option dengan futures adalah: pada optio, pemegang option boleh memilih untuk
menggunakan atau tidak menggunakan hak beli/jualnya, sedangkan pada futures,
pembeli futures harus melaksanakan kewajibannya (obligation).
1.4. Investasi Tidak Langsung Melalui Reksa Dana
·
Bagi seorang
calon investor, selain mmbeli secara langsung saham biasa dan obligasi yang
ditawarkan di bursa efek, ia dapat memilih membeli sekuritas tersebut secara
tidak langsung dengan cara membeli saham perusahaan investasi (investment
companies) yang disebut reksa dana (mutual funds). Reksa dana merupakan suatu
portofolio sekuritas.
·
Ada dua macam
reksa dana: (1) open-ends dan (2) closed-ends. Reksa dana yang open end dapat
dijual kembali kepada perusahaan penrebitnya, sedangkan reksa dana closed ends
tidak.
·
Ada dua macam
fee yang dikenakan pada pembeli reksa dana: (1) front-end load, yakni fee yang
dikenakan saat investor membeli reksa dana, dan (2) back-end load, yaitu feee
tambahan yang dikenakan saat investor menjual kembali reksa dananya ke
perusahaan investasi.
·
Pada kasus reksa
dana closed-end, perusahaan investasi menggunakan hasil bersih penjualan reksa
dana untuk membeli saham dan obligasi. Reksa dana kemudian diperjual-belikan di
bursa efek dan menentukan nasibnya sendiri. Memiliki reksa dana closed end
adalah seperti memiliki saham perusahaan biasa, hanya bedanya aktiva yang
dimiliki berupa saham dan obligasi. Tidak seperti reksa dana open-end, reksa
dana closed-end dapat dijual di bursa efek dengan harga di atas (premium) atau
di bawah (discount) nilai aktiva bersihnya.
·
Reksa dana
sering dikatakan pada umumnya menawarkan likuiditas, divesifikasi dan
“manajemen dana secara professional”. Pemegang reksa dana dengan modal dan
pengetahuan investasi terbatas dapat menikmati efek diversifikasi karena reksa
dana merupakan himpunan sekuritas yang dipilh oleh para “professional” di
bidang investasi.
2.
Fungsi Pasar Finansial
·
Pasar finansial memiliki fungsi ekonomi yang
amat penting yaitu mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang
berlebihan dana (surplus spending unit). Alternatif lain alokasi dana dari SSU
ke DSU adalah melalui perantara keuangan keuangan (financial intermediary) dan
perusahaan investasi (investment bankers). Seperti telah dibahas sebelumnya,
ada dua cara investor membeli sekuritas: (1) secara langsung (direct process)
dan (2) secara tidak langsung (indirect
prosess). Transfer dna secara langsung adalah melalui perantara keuangan
(finansial intermediary seperti bank dan lembaga pendanaan serta perusahaan
investasi.
·
Pada proses langsung, pihak yang memberikan dana
membeli sekuritas yang ditawarkan perusahaan (misalnya, saham dan obligasi).
Rupiah mengalir ke perusahaan, sedangkan perusahaan memberikan sekuritas
perusahaan berupa saham atau obligasi. Pada proses tidak langsung melalaui
perantara keuangan, misalnya bank, rupiah mengalir ke bank, kemudian bank
menyalurkan rupiah tersebut ke perusahaan.
3. Penentuan Tingkat Suku Bunga
-
Dana pada suatu perekonomian yang bebas
dialokasikan melalui suatu sistem harga. Pada dasarnya suku Bunga merupakan
harga yang dibayar untuk dana atau modal. Tingkat suku Bunga ditentukan oleh
faktor-faktor berikut ini: (1) permintaan akan dana (2) penawaran dana.
-
Teori “Loanable Funds” memberi penjelasan
mengapa suku bunga naik atau turun. Fokus teori ini ada pada penawaran (supply)
dan permintaan (demand) terhadap dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds).
Kurva penawaran untuk loanable funds (Sf) memiliki kemiringan
(slope) positif, sedangkan kurva permintaan untuk loanable funds (Df)
memiliki slope positif. Perpotongan antara Df dan Sfmenentukan tingkat suku bunga pada kondisi keseimbangan (equilibrium) serta
jumlah dana yang dipinjamkan.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi supply dari
loanable funds (Sf) adalah:
a)
Rumah tangga (household).
b)
Sektor Usaha (Business).
c)
Pemerintah (Government).
d)
Investor Asing.
·
Ke 4 faktor tersebut juga mempengaruhi
permintaan akan loanable funds (Df).
4. Hubungan Antara Inflasi dan Suku Bunga
·
Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa
secara umum terjadi karena pertumbuhan uang (money supply) melebihi pertumbuhan
produksi barang dan jasa. Yang dikhawatirkan dari inflasi adalah menurunnya
daya beli uang (purchasing power of money).
5. Komponen Suku Bunga Pasar
Pada umumnya suku bunga nominal pada suatu sekuritas hutang, k, terdiri
dari suku bunga riil bebas risiko ditambah beberapa premi yang timbul karena
inflasi, risiko sekuritas dan likuiditas sekuritas tersebut.
Jika suku bunga riil bebas risiko tetap, tetapi inflasi yang diperkirakan
naik, sekuritas memiliki kemungkinan “default” (gagal dibayar kembali) yang
tinggi, sulit dijual serta memiliki usia jatuh tempo yang panjang, investor
cenderung menghendaki suatu suku bunga nominal yang tinggi.
Obligasi dengan usia jatuh tempo yang leih panjang memiliki risiko yang
lebih besar (interest rate risk). Jika suku bunga yang berlaku di pasar naik,
harga obligasi di pasar sekunder akan jatuh.
Obligasi yang diterbitkan sebuah BUMN tentunya lebih kecil risiko
“default”nya (kegagalan) daripada obligsi perusahaan swasta yang kecil.
Sekuritas suatu perusahaan kecil pada umumnya kurang likuid jika
dibandingkan dengan sekuritas perusahaan besar.
6. Yield Curve
Yield curve adlah kurva yang menggambarkan
hubungan antara tingkat keuntungan (yield to maturity) dengan usia (time to
maturity) suatu obligasi disebut “term structure ofinterest rates”.
Ada 3 bentuk utama Yield Curve:
a)
Upward Sloping Yield Curve
Sering
disebut sebagai “normal yield curve”, dimana suku bunga jangka panjang lebih
tinggi dari suku bunga jangka pendek. Artinya, investor menghendaki suku bunga
yang lebih tinggi pada obligasi yang lebih panjang usianya.
b)
Downward-Sloping Yield Curve
Disebut
sebagai “abnormal yield curve” karena suku bunga jangka panjang lebih rendah
dari suku bunga jangka pendek. Artinya, investor justru menghendaki suku bunga
(tingkat keuntungan0 yang lebih rendah pada obligasi yang lebih panjang
usianya. Abnormal yield curve ini menunjukkan bahwa investor memperkirakan
inflasi di masa mendatang meurun.
c)
Flat Yield Curve
Jika
suku bunga jangka pendek sama dengan suku bunga jangak panjang. Artinya
investor menghendaki suatu tingkat keuntungan (suku bunga) yang sama untuk
obligasi jangka pendek maupun panjang.
·
Ada 3 teori yang menerangkan bentuk suatu yield
curve:
a) Teori
pengharapan (expectation curve)
Teori ini
menyatakan bahwa yield curve tergantung pada pengharapan investor tentang
tingkat inflasi di masa mendatang.
b) Teori
Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory)
Teori ini
menyatakan bahwa jika kondisi normal (tingkat inflasi sekarang dan masa depan
diperkirakan sama) maka tingkat keuntungan obligasi jangka pendek. Hal ini
disebabkan adanya maturity risk premium yang lebih besar untuk obligasi jangka
panjang. Akibatnya pada kondisi ini, yield curve akan “normal” atau
“upward-sloping”.
c) Teori
segmentasi pasar (market segmentation theory)
Teori ini
menyatakan bahwa kemiringan yield Curve tergantung pada penawaran dan
permintaan dana pada pasar obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Menurut
teori ini ada 2 jenis pasar yang menentukan bentuk yield curve:
(1)
Pasar sekuritas jangka pendek yang menentukan
tingkat keuntungan jangka pendek, dan
(2)
Pasar sekuritas jangka panjang yang menentukan
tingkat keuntungan jangka panjang.
“Upward-sloping” yield curve
terjadi jika terdapat kelebihan penawaran dana jangka pendek dan kekurangan
penawaran dana jangka panjang relative terhadap permintaannya. Akibatnya suku
bunga (tingkat keuntungan) dana jangka pendek lebih rendah dri suku bunga dana
jangka panjang. “Downward-sloping” yield curve terjadi bila permintaan akan
dana jangka pendek relative lebih tinggi dari penawarannya, serta permintaan
akan dana jangka panjang relative lebih rendah dari penawarannya. Akibatnya
suku bunga jangka pendek lebih tinggi dari suku bunga jangka panjang.
terimakasih
BalasHapus