Senin, 08 Desember 2014

Resume Manajamen Keuangan Lanjutan Bab 3



BAB 3
RISIKO DAN KEUNTUNGAN
1.      Pendahuluan
·         Kerangka analisis risiko dan tingkat keuntungan sangat penting bagi seorang investor yang melakukan investasi pada kondisi yang tidak pasti (probalistik). Seperti diketahui, “hukum dasar” yang berlaku di bidang investasi (termasuk investasi pada aktiva finansial) adalah: semakin tinggi tingkat keuntungan suatu investasi, semakin besar pula risikonya.
2.      Definisi dan Ukuran Risiko
·         Cukup sulit untuk mencari suatu definisi risiko yang dapt diterima semua pihak. Menurut The American Heritage Dictionary, risiko didefinisikan sebagai “the possibility of suffering harm or loss”. Dalam konteks investasi, kondisi “harm” atau “loss” tersebut dapat berupa kondisi dimana investor menerima keuntungan yang lebih kecil dari yagn disyaratkan/diharapkan. Karena risiko timbul dari kondisi ketidakpastian, maka untuk mengukur risiko kita harus memahami konsep distribusi probabilitas.
·         Ditribusi probabilitas sering didefinisikan sebagai “himpunan hasil-hasil yagn mungkin terjadi dengan probabilitas terjadinya”.
·         Dari distribusi probabilitas tingkat keuntungan tersebut dapat kita cari rata-rata tertimbang dan deviasi standar-nya dengan rumus:

Tingkat keuntungan yang diharapkan =

Deviasi standar tingkat keuntungan yang diharapkan =

·         Deviasi standar adalah ukuran simpangan nilai-niali dari nilaiyang diharapkan. Jika kita mendefinisikan risiko investasi sebagai “kondisi dimana investor memperoleh keuntungan yang kurang dari yang diharapkan”, maka risiko dapat diukur dengan menggunakan deviasi standar. Konsep deviasi standar sebagai ukuran risiko mungkin tidak dapat memuaskan setiap orang.
·         Untuk menghitung deviasi standar dri probabilitas keuntungan sebenarnya ada 2 cara: ex-ante dan ex-post. Cara ex-ante artinya kita memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang tanpa menggunakan data di masa lalu. Dengan cara ini kita harus menetapkan probabilitas dari suatu kejadian akan terjadi di masa mendatang.
·         Cara ex-post adalah menghitung keuntungan yagn diharapkan dan deviasi standarnya dengan menggunakan data historis atau data di masa lalu. Dengan cara ini keuntungan yang diharapkan yang diharapkan dihitung dengan merat-rata tingkat keuntungan selama suatu periode tertentu di masa lalu, atau dengan rumus:

Keuntungan yang diharapkan = Rata-rata keuntungan =

Deviasi standar

3.      Hubungan Positif Antara Risiko dan Keuntungan : studi jangka Panjang
·         studi jangka panjang dilakukan oleh roger Ibbotsondan Rex Sinquedield menunjukkan bahwa investor menerima keuntungan yang lebih tinggi untuk menanggung risiko yang lebih besar. Investasi yang paling berisiko adalah saham perusahaan kecil (small company stocks), ditunjukkan dengan distribusi probabilitas keuntungan yang paling datar dan lebar. Risiko yang tinggi dikompensasi dengan tingkat keuntungan yang tinggi  pula.
4.      Teori Portofolio Modern
·         Teori portofolio modern berangkat dari premis bahwa semua investor adalah enggan terhadap risiko (risk-averse). Teori ini mengajarkan bagaimana mengkombinasikan saham-saham ke dalam suatu portofolio (kumpulan asset keuangan) untuk : (1) memperoleh keuntungan maksimal dengan risiko tertentu, atau (2) memperoleh keuntungan tertentu dengan risiko normal.
·         Teori ini diajukan oleh Harry Markowitz dari University of Chicago pada tahun 1950-an. Markotwitz menemukan fenomena sebagai berikut: jika saham-saham berikut: jika saham-saham berisiko tinggi disatukan dalam suatu portofolio dengan suatu cara, portofolio tersebut lebih kecil risikonya dibandingkan dengan risiko saham secar individu.
·         Sebelum membicarakan formula risiko suatu portofolio, kita pelajari konsep kovarians (covariance) dan koefisien korelasi (correlation coefficient). Koverians adalah suatu ukuran kekuatan atau derajat hubungan antara 2 variabel. Kovarians positif menunjukkan hubungan positif, sedangkan kovarians negatif menunjukkan hubungan negatif. Kovarians antara A dan B dapat di hitung dengan rumus sbb:

·         kovarians dapat distandarkan dengan membagi angka kovarians dengan hasil kali standar deviasi ke dua variabel. Haisl ini disebut koefisien korelasi (coefficient of correlation). Standarisasi ini memudahkan kita untuk melakukan perbandingan keeretan hubungan antar beberapa variabel. Koefisien korelasi berkisar berkisar antara +1  dan -1.korelasi +1 menunjukkan hubungan searah yang kuat sempurna. Korelasi -1 menunjukkan hubungan tebalik yang kuat sempurna. Korelasi 0 menunjukkan tiada hubungan sama sekali.
·         Rumus koefisien korelasi antara A dan B adalah:


5.      Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis
·         Teori portofolio merubah cara investor dalam menilai risiko suatu saham. Jika semua investor melakukan diversifikasi seperti diajarkan oleh Harry Markowitz, maka ada sebagian risiko yang hilang akibat diversifikasi. Menurut teori Capital Asset Pricing Model dan CAPM, risiko ini disebut sebagai risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko ini merupakan probabilitas keuntungan berada di bawah keuntungan yang di-harapkan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang hanya ada pada suatu perusahaan. Misalnya, pemogokan buruh, perubahan manajemen, inovasi, kebakaran, dsb. Risiko ini sering disebut risiko pasar (market risk) atau risiko sistematis karena disebabkan faktor yang menimpa seluruh ekonomi atau pasar. Risiko sistematis ini merupakan probabilitas bahwa keuntungan perusahaan berada di bawah keuntungan yang diharapkan karena adanya faktor-faktor yang membawa dampak bagi seluruh perusahaan di yang berada dalam suatu perekonomian. Misalnya, peraturan pemerintah, kenaikan pajak, resesi, devaluasi, dan sebagainya.
·         Penjumlahan unsystematic risk dan systematic risk merupakan total risk. Risiko tetal atau total risk adalah risiko suatu aset yagn disimpan secara terisolir atau risiko dari suatu aset tunggal. Maka jelas bahwa risiko total adalah deviasi standar keuntungan suatu investasi.
·         Risiko sistematis diukur dengan koefisien beta yaitu koefisien yang menunjukkan kepekaan keuntungan suatu saham terhadap perubahan keuntungan saham-saham secara rata-rata di pasar (indeks pasar). Untuk mencari beta suatu saham secara historis kita dapat membuat regresi antara keuntungan historis suatu saham sebagai variabel terikat dan keuntungan historis indeks pasar (misalnya IHSG) sebagai variabel bebas. Koefisien regresi hasil perhitungan kita merupakan beta atau risiko sistematis.

6.      Hubungan Risiko dan Keuntungan Menurut CAPM
·         CAPM diajukan oleh William  Sharpe (Stanford University) dan John Lintner (Harvard University), merupakan kelanjutan dari teori portofolio modern dari Harry Markowitz. Teori ini mendefinisikan hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan aktiva pada equilibrium.
·         Jika investor mengkombinasikan 2 saham ke dalam portofolio dengan proporsi (timbangan) tertentu, diperoleh tingkat keuntungan dan deviasi standar keuntungan portofolio. Kombinasi portofolio yang terbentuk sangat banyak, apalagi jika jumlah saham yang dikombinasikan bertambah. Tingkat keuntungan yang diharapkan atau kp dan risiko (diukur dengan deviasi standar) portofolio dapat digambarkan pada suatu grafik. Dari grafik ini akan terlihat suatu kurva yang disebut minimum variance set. Minimum variance set adalah himpunan portofolio yang memberikan deviasi standar terkecil untuk tingkat keuntungan tertentu. Perhatikan gambar berikut ini:







Text Box: kp
 


Oval: .  . .. .. . . . . .. . .    . . . . . .. . . . ..                                                   C
 


        B
Text Box: σp                A




 



·         Kurva A-B-C dan titik-titik didalamnya adalah seluruh kemungkinan portofolio yang terbentuk. A-B-C disebut minimum variance set (MVS). Portofolio yang berada pada MVS adalah portofolio yang memberikan varians (atau deviasi standar) minimum untuk rate of return tertentu. Kurva B-C disebtu efficient set. Portofolio pada efficient set adalah portofolio yang memberikan rate of return tertinggi untuk risiko tertentu. Investor yang bijak akan memilih portofolio-portofolio yang terletak pada efficient set.



 






     





















 




·         Efficient set tidak lagi A-B-C, tetapi KRF-M-N. Portofolio M disebut market portofolio, yaitu portofolio yang meliputi seluruh saham atau aktiva finansial yang ada di pasar modal. Portofolio M ini sering diidentikkan dengan indeks pasar (market index).
·         Hubungan antara risiko portofolio  dan keuntungan portofolio yang diharapkan  dengan asumsi semua investor melakukan investasi pada efficient set.
·         Persamaan linier di atas disebut Capital Market Line (CML), yaitu garis linier yang menerangkan hubungan antara risiko portofolio yang diukur dengan deviasi standar portofolio ( dengan tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan ( untuk setiap portofolio yang efisien.
·         Menurut CAPM, jika risiko diukur dengan beta, hubungan antara risiko yang relevan dari suatu saham dengan keuntungan yang disyaratkan dinyatakan dengan suatu faris linier yang disebut Security Market Line (SML).
·         Portofolio memberikan dua pelajaran penting: (1) untuk mengukur risiko saham atau aktiva finansial yang dibeli dalam rangka membentuk portofolio, dipergunakan koefisien beta, dan (2) hubungan antara tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan risiko saham (beta) adalah linear dan positif.

7.      Perubahan Security Market Line
·         Dampak inflasi terhadap SML
jika investor mempekirakan bahwa inflasi akan naik, mereka mengharapkan kenaikan suku bunga bebas risiko serta tingkat keuntungan saham rata-rata (portofolio pasar) juga sebesar kenaikan inflasi. Oleh sebab itu, krf akan naik, namun () tetap karena  naik dengan besaran yang sama.
·         Dampak perubahamn risk aversion atau premi risiko besar
Jika risk aversion berubah, Slope SML juga berubah, sedangkan konstanta (krf) tetap. Ingat bahwa risk aversion diukur dengan ().
·         Perubahan beta suatu saham
Beta suatu saham tidaklah tetap, tapi dpat berubah-ubah. Faktor-faktor yang dapat merubah beta adalah: kompetisi yang menigkat, komposisi aktiva perusahaan, tingkat hutang perusahaan, dsb. Jika beta berubah, SML tidak akan berubah, yang berubah adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan.
·         Beta suatu portofolio
Beta suatu portofolio dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:
 = beta portofolio
 = beta saham atau aktiva i
 = bagian uang yang diinvestasikan pada saham/aktiva i
n = Jumlah saham atau aktiva dalam portofolio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar